Kemajuan bidang kesehatan di Indonesia terus mengalami perkembangan yang signifikan, terutama dengan adanya peran serta organisasi seperti Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI).
Sumber : https://pafikotalubukbasung.org/
PAFI sebagai wadah bagi para ahli farmasi di Indonesia, memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan memajukan bidang farmasi.
Dampak PAFI Dalam Bidang Kesehatan

Berikut adalah beberapa aspek kemajuan bidang kesehatan di Indonesia berdasarkan https://pafikotalubukbasung.org/ dengan adanya PAFI sebagai wadah:
1. Peningkatan Kualitas Pelayanan Farmasi
- PAFI berperan aktif dalam meningkatkan kompetensi para ahli farmasi melalui berbagai pelatihan, seminar, dan workshop. Hal ini berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan farmasi di berbagai fasilitas kesehatan, mulai dari rumah sakit, puskesmas, hingga apotek.
- PAFI juga mendorong penerapan standar pelayanan farmasi yang baik, sehingga pasien mendapatkan obat-obatan yang aman, efektif, dan berkualitas.
- Selain itu, PAFI juga berperan dalam edukasi masyarakat mengenai penggunaan obat yang rasional dan tepat.
2. Pengembangan dan Penelitian di Bidang Farmasi



 Berikut adalah beberapa prestasi penting yang telah dicapai oleh PAFI di bidang kesehatan:
Pengembangan Kompetensi dan Profesionalisme Apoteker
Berikut adalah beberapa prestasi penting yang telah dicapai oleh PAFI di bidang kesehatan:
Pengembangan Kompetensi dan Profesionalisme Apoteker




 Tetapi sebelum kita membahas lebih lanjut tentang manfaat dan bentuk brankas, yuuk kita intip dulu sejarah brankas: dari mana sih brankas itu dan sejak kapan brankas digunakan?
Mengintip sejarah brankas, bisa dimulai dari brankas yang ditemukan pada abad ke-13 SM pada makam Firaun Ramesses II berupa peti kayu dengan sistem penguncian mirip seperti sistem kunci pin tumbler. Pada zaman Romawi kuno, kebutuhan untuk melindungi barang dagangan dari pencurian mengilhami para pedagang Romawi untuk menciptakan sistem penguncian yang menggunakan kunci yang berbeda untuk membukanya. Kemudian pada masa Renaissance di abad ke-16, saat konstruksi dan arsitekur berkembang begitu pesat, invoasi dan rancangan kunci dan sistem penguncian juga berkembang. Di masa ini, kebutuhan akan brankas meningkat bukan hanya sebagai unsur keamanan tetapi juga dari segi estetika.
Hingga tahun 1820, brankas atau yang sering disebut dengan peti besi, hanya dirancang untuk melindungi dari pencurian dan belum ada brankas yang menawarkan perlindungan terhadap api. Baru di awal tahun 1840-an brankas yang tahan terhadap api dan dapat melindungi isi brankas dari kebakaran diperkenalkan dipasarkan. Sesudah itu, brankas mulai digunakan di perkantoran untuk melindungi barang dan surat berharga dari kebakaran dan pencurian. Brankas modern baru diperkenalkan sesudah tahun 1900-an dan sebagian besar masih berbentuk kotak yang cukup besar dengan kunci dan dibuat dari lapisan baja dilengkapi dengan lapisan isolasi dibagian dalam.
Sekitar tahun 1920-an, sebagian besar bank menghindari menggunakan brankas dan beralih ke lemari besi raksasa dengan dinding dan pintu yang tebalnya beberapa kaki. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menahan tidak hanya perampok tetapi juga massa yang marah dan juga jika terjadi bencana alam. Meskipun menggunakan langkah-langkah keamanan baru, lemari besi ini tetap masih rentan terhadap penemuan baru lainnya, yaitu alat las potong. Alat las potong dengan pembakar oksigen dan gas asetilena pada temperatur sekitar 6.000 ° F (3.300 ° C), dapat dengan mudah memotong baja. Alat ini digunakan sejak awal 1907, tetapi menjadi digunakan secara luas dengan berkecamuknya Perang Dunia I.
Alat las potong ini digunakan dalam lebih dari 200 peristiwa perampokan bank pada tahun 1924 saja. Para produsen kemudian mempelajari cara untuk menempelkan paduan tembaga ke pintu lemari besi. Jika dipanaskan, konduktivitas termal tembaga yang tinggi akan menghilangkan panas sehingga dapat mencegah terjadinya peleburan atau pembakaran. Setelah perbaikan desain ini, jumlah pembobolan bank menurun dan jauh lebih jarang terjadi pada akhir 1920-an dibandingkan pada awal dekade.
Para produsen perangkat keamanan terus mengembangkan teknologi keamanan berlomba adu cerdik dengan para perampok bank. Perangkat baru seperti sensor panas, detector gerakan dan juga alarm disematkan ke dalam perangkat lemari besi atau brankas. Pada gilirannya para perampok bank mengembangkan peralatan dengan sesuai perkembangan teknologi untuk dapat membobol perangkat keamanan yang ada.
Tetapi sebelum kita membahas lebih lanjut tentang manfaat dan bentuk brankas, yuuk kita intip dulu sejarah brankas: dari mana sih brankas itu dan sejak kapan brankas digunakan?
Mengintip sejarah brankas, bisa dimulai dari brankas yang ditemukan pada abad ke-13 SM pada makam Firaun Ramesses II berupa peti kayu dengan sistem penguncian mirip seperti sistem kunci pin tumbler. Pada zaman Romawi kuno, kebutuhan untuk melindungi barang dagangan dari pencurian mengilhami para pedagang Romawi untuk menciptakan sistem penguncian yang menggunakan kunci yang berbeda untuk membukanya. Kemudian pada masa Renaissance di abad ke-16, saat konstruksi dan arsitekur berkembang begitu pesat, invoasi dan rancangan kunci dan sistem penguncian juga berkembang. Di masa ini, kebutuhan akan brankas meningkat bukan hanya sebagai unsur keamanan tetapi juga dari segi estetika.
Hingga tahun 1820, brankas atau yang sering disebut dengan peti besi, hanya dirancang untuk melindungi dari pencurian dan belum ada brankas yang menawarkan perlindungan terhadap api. Baru di awal tahun 1840-an brankas yang tahan terhadap api dan dapat melindungi isi brankas dari kebakaran diperkenalkan dipasarkan. Sesudah itu, brankas mulai digunakan di perkantoran untuk melindungi barang dan surat berharga dari kebakaran dan pencurian. Brankas modern baru diperkenalkan sesudah tahun 1900-an dan sebagian besar masih berbentuk kotak yang cukup besar dengan kunci dan dibuat dari lapisan baja dilengkapi dengan lapisan isolasi dibagian dalam.
Sekitar tahun 1920-an, sebagian besar bank menghindari menggunakan brankas dan beralih ke lemari besi raksasa dengan dinding dan pintu yang tebalnya beberapa kaki. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menahan tidak hanya perampok tetapi juga massa yang marah dan juga jika terjadi bencana alam. Meskipun menggunakan langkah-langkah keamanan baru, lemari besi ini tetap masih rentan terhadap penemuan baru lainnya, yaitu alat las potong. Alat las potong dengan pembakar oksigen dan gas asetilena pada temperatur sekitar 6.000 ° F (3.300 ° C), dapat dengan mudah memotong baja. Alat ini digunakan sejak awal 1907, tetapi menjadi digunakan secara luas dengan berkecamuknya Perang Dunia I.
Alat las potong ini digunakan dalam lebih dari 200 peristiwa perampokan bank pada tahun 1924 saja. Para produsen kemudian mempelajari cara untuk menempelkan paduan tembaga ke pintu lemari besi. Jika dipanaskan, konduktivitas termal tembaga yang tinggi akan menghilangkan panas sehingga dapat mencegah terjadinya peleburan atau pembakaran. Setelah perbaikan desain ini, jumlah pembobolan bank menurun dan jauh lebih jarang terjadi pada akhir 1920-an dibandingkan pada awal dekade.
Para produsen perangkat keamanan terus mengembangkan teknologi keamanan berlomba adu cerdik dengan para perampok bank. Perangkat baru seperti sensor panas, detector gerakan dan juga alarm disematkan ke dalam perangkat lemari besi atau brankas. Pada gilirannya para perampok bank mengembangkan peralatan dengan sesuai perkembangan teknologi untuk dapat membobol perangkat keamanan yang ada.
 Beberapa film-film Hollywood tentang pembobolan brankas bank dikemas sedemikan serunya tentang bagaimana si perampok bank dapat menyiasati segala perangkat keamanan yang ada. Film serial layar lebar seperti Ocean’s Eleven, Ocean’s Twelve, Ocean’s Thirteen menjadi film-film dengan pendapatan box office yang cukup tinggi.
Bahan yang digunakan di brankas dan pintu lemari besi juga telah berubah. Lemari besi sebelumnya memiliki pintu baja, tetapi karena ini dapat dengan mudah dipotong oleh obor, maka berbagai bahan diuji-coba untuk digunakan. Pintu besi cor besar lebih tahan terhadap las potong asetilena daripada baja. Bahan pintu lemari besi pilihan modern adalah beton yang sama seperti yang digunakan dalam panel dinding lemari besi. Biasanya dibalut baja untuk alasan kosmetik.
Berjalannya waktu, untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan dalam hal keamanan, inovasi dan desain brankas terus dikembangkan untuk menghasilkan bentuk dan jenis brankas serta sistem penguncian yang dilengkapi berbagai fitur teknologi terkini.
Jika kamu memiliki brankas yang akan dipinda, kamu bisa menggunakan
Beberapa film-film Hollywood tentang pembobolan brankas bank dikemas sedemikan serunya tentang bagaimana si perampok bank dapat menyiasati segala perangkat keamanan yang ada. Film serial layar lebar seperti Ocean’s Eleven, Ocean’s Twelve, Ocean’s Thirteen menjadi film-film dengan pendapatan box office yang cukup tinggi.
Bahan yang digunakan di brankas dan pintu lemari besi juga telah berubah. Lemari besi sebelumnya memiliki pintu baja, tetapi karena ini dapat dengan mudah dipotong oleh obor, maka berbagai bahan diuji-coba untuk digunakan. Pintu besi cor besar lebih tahan terhadap las potong asetilena daripada baja. Bahan pintu lemari besi pilihan modern adalah beton yang sama seperti yang digunakan dalam panel dinding lemari besi. Biasanya dibalut baja untuk alasan kosmetik.
Berjalannya waktu, untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan dalam hal keamanan, inovasi dan desain brankas terus dikembangkan untuk menghasilkan bentuk dan jenis brankas serta sistem penguncian yang dilengkapi berbagai fitur teknologi terkini.
Jika kamu memiliki brankas yang akan dipinda, kamu bisa menggunakan 

