Sejarah Masjid Qiblatain di Madinah

Sejarah Masjid Qiblatain di Madinah – Masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah karena Masjid Qiblatain pada mulanya dikenal sebagai masjid Bani Salamah. Masjid yang terletak di sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah ini bernama Masjid Bani Salamah.

Pada masa awal Islam, orang-orang berdoa menghadap kiblat menuju Baitul Maqdis (nama lain untuk Masjid Aqsa) di Yerusalem / Palestina. Di tahun kedua Hijriyah, Senin di bulan Rajab, saat dhuhur di masjid Salamah, tiba-tiba turun wahyu Surah Al Baqarah ayat 144 tentang Masjid Qiblatain.

Dalam shalat ini Nabi (s) pertama kali menghadap Masjid Aqsa namun setelah ayat diturunkan, beliau berhenti sejenak, kemudian melanjutkan shalat dengan menggerakkan arah kiblat menghadap Masjidil Haram. Wahyu yang dikirimkan oleh Allah SWT untuk merubah arah kiblat:

Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sesungguhnya Kami akan mengarahkanmu ke kiblat yang kamu suka. Arahkan wajah Anda ke arah Masjidil Haram. Di mana pun Anda berada, arahkan wajah Anda padanya.

Apa yang kamu ketahui tentang Masjid Qiblatain?

Dan nyatanya orang-orang (Yahudi dan Kristen) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) tahu bahwa beralih ke Masjidil Haram adalah benar dari Allah dan Allah tidak pernah melupakan apa yang mereka lakukan “. (Al-Baqarah: 144 ).

Padahal, saat wahyu turun, sudah terjadi dua rakaat doa. Maka ketika mendengar wahyu tersebut, Rasulullah dan para sahabat langsung berpindah arah kiblat atau memutar arah 180 derajat. Dan acara pemindahan kiblat dilakukan sepenuhnya tanpa membatalkan salat.

Juga tidak dengan mengulang shalat dua rakaat sebelumnya. Ayat tersebut sendiri merupakan ayat yang diturunkan kepada Rasulullah SAW yang sudah lama berharap kiblat berpindah dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram.

Pergeseran arah kiblat ini juga dilatarbelakangi oleh kegelisahan dan kebingungan Nabi sendiri yang selama ini diejek oleh kaum Yahudi dan Nasrani dan kafir bahwa apa yang dilihat Rasulullah hanya meniru dan mengikuti ajaran nenek moyang mereka. Cemoohan terkait dengan arah Kiblat di Masjid Qiblatain ke Yerusalem, sehingga Rasulullah berdoa dan meminta agar arah Kiblat dipindahkan. read more

Continue reading